November 3, 2016

Ngakak Karena Pilkada

Senthun, "hahahahahahahahahaahhahahaahhahahahahahahahahahahahahahaha" 
Kasdut, "Kenapa Kang, Kok ketawa ngakak kaya gitu?" 
Senthun, "Lucu, membuat geli. Dagelan" 
Kasdut, "Apa to?" 
Senthun, "Lihatlah orang-orang itu, setiap kali Jagonya diberitakan jelek langsung marah-marah, sambil bilang kalau itu kampanye hitam. Kemudian bilang, tenang kalau difitnah nanti ditolong sama Gusti Allah" 
Kasdut, "Lha lucunya dimana, Kang?" 
Senthun, "Kalau baru difitnah, baru ingat sama Gustinya, Tuhannya. Tapi kalau sedang memfitnah, tak bakal ingat"
Kasdut, "Oooo gitu ya" (Sambil garuk-garuk pantat) 

October 31, 2016

Nomor Urut

Setelah pengundian nomor urut peserta pemilihan ketua RT setempat, Kasdut bertanya pada Senthun.

"Kang, berapa nomor urut jagomu? Jagoku dapat nomor urut 1", tanya Kasdut

"Nomor berapapun yang diperoleh pasti tetap akan disambut dengan pelintiran-pelintiran. Misal dapat nomor satu akan dibilang "wah, ini isyarat". Kalo dapat nomor dua, akan bilang "wah, ini pertanda". Yang mendapat nomor urut berikutnya pun akan sama saja. Siapapun nanti yang menang, dia akan jadi pemimpinmu, suka atau tidak suka.", sahut Senthun, sambil jedhal-jedhul ngrokok di atas gorong-gorong yang barusan amblong.

October 28, 2016

Masalah Persepsi


"Ketika pihak yang satu mengkritik pihak lain yang akan melakukan segala upaya untuk meraih kemenangan, aku yakin pihak itupun akan melakukan hal yang sama", analisis Kang Senthun
"Lha kok bisa?",  tanya Kasdut
"Ya jelas kan, apa mereka tidak ingin menang juga?", jawab Kang Senthun
"Lha terus kok bisa jadi ramai?", tanya Kasdut
"Masalahnya kan persepsi, kalau di dalam hati isinya sudah curiga, apapun yg dilakukan oleh pihak lain pasti dikonotasikan negatif. dan pihak lain pun berpikiran sama", jawab Kang Senthun
"Katanya demokrasi?", sahut Kasdut
"Halah, mbel. Apa kamu tahu, kalau di luar pemberitaan itu kedua pihak tetap nongkrong bareng, nonton bola bareng, traktir-traktiran? Gak tahu kan?", jawab Kang Senthun
"Oalah. Ternyata", celetuk Kasdut sambil garuk-garuk kepala

October 14, 2016

Yu Mlenuk Yang Istikomah

yu Mlenuk berangkat kerja. yu Mlenuk memacu kendaraannya dengan kecepatan 10 km per jam. sambil menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan yang dilewati. di jalan yang biasa dilewati, yu Mlenuk merasakan hal yang aneh.

hal aneh yang dirasakan adalah jarang sekali ada kendaraan yang mendahuluinya. hanya satu dua saja. tak terpengaruh dengan itu, yu Mlenuk tetap saja melaju di kecepatan 10 km per jam.

yu Mlenuk berpikir, "ah mungkin aku terlalu pagi berangkat, sehingga jalanan masih cukup sepi"

tapi yu Mlenuk tidak tahu, karena tak sekalipun melihat ke arah kaca spion di kendaraannya. di belakangnya, berderet kendaraan yang mengular sepanjang 1 km lebih.

October 13, 2016

Uang Tidak Membuat[mu] Bahagia

Senthun bilang ke Kasdut, "banyak uang tidak menjamin bahagia"

langsung disahut sama Kasdut, "apalagi kalau gak punya uang!!!"

Optimis

"kegagalan adalah sukses yang tertunda. nek awakmu ijeh gagal terus, tenang ae, bakale suksesmu tumpuk undhung", kandhane Senthun marang Kasdut sing ijeh nangis gero-gero merga gagal entuke ngejokno proposal pembangunan pos kamling.

[Ibadah] Turu

wayah poso wingi, saben dina Kasdut angger awan mesti merem. turu. padahal yahmono kui wayahe wong nyambut gawe. merga gemes, Senthun banjur marani Kasdut sing lagi mlungker.

karo nyablek bokonge Kasdut, Senthun ngomong "heh, kowe ki wayahe mbutgawe kok malah turu wae"

Kasdut sing melek merga kaget diceblek mau, karo ngucek-ngucek mripate banjur nyaut "aku ki lagi ibadah kang, malah kok ganggu"

"maksute?", takone Senthun

"jare sing tau tak rungokke, turune wong pasa ki pada karo ibadah. lha kerja ki ya ibadah. dadi aku kerja nyambi turu, ki artine ibadahku dobel. ngono lho kang", sautane Kasdut karo mlungker meneh

"o bocah ndelul! kenthir! sakkarepe dhewe!", Senthun ngomel karo menyat lunga ninggal Kasdut sing wis ngorok turu nglepus.

October 12, 2016

Ndeso

Kasdut itu memang benar-benar ndeso. bagaimana tidak? 
makan kalau belum pakai nasi, ya artinya belum makan. 
walaupun perut sudah kemasukan roti, kentang atau lontong! 
adus kalau tidak gebyar gebyur pakai cidhuk juga kurang afdol rasanya, 
pakai shower tidak mantep!

Among Ulat, Among Ilat

suatu ketika Kasdut bertandang ke rumah Senthun, yang usianya terpaut jauh dengannya. mereka berbincang tentang banyak hal. 

salah satunya, "itulah kenapa ada ungkapan -empan papan-, mengukur orang lain dengan ukuran diri kita sendiri itu sungguh tidak bijaksana. kita harus bisa -among ulat, among ilat-", demikian kata Senthun.

Kasdut hanya diam manggut-manggut, nggak tahu dia paham maksudnya apa tidak.

Ning Endi Kok Blanjakke Hartamu?

ndeloki Kasdut sibuk ngitungi recehan sing ting slebar ning jogan, Senthun banjur takon, "kowe gek apa, adhiku sing paling nggantheng dhewe sak alam kubur"

Kasdut njawab, "nglumpukke duit cilik, Kang. ngko nek wes nglumpuk njur ditukokke jajan. ben suk nek ditakoni, 'ning endi kok blanjakke hartamu?', iso njawab"

October 11, 2016

Kopi Pait

suatu pagi di warung kopi

Kasdut: "kang, kopi siji"

Senthun: "pait apa tambah gula?"

Kasdut: "urip wes pait kang, ijek mbok tawani kopi pait ae"

 Senthun: "????@##@#!!#!"

Kasdut dan Mlenuk

Kasdut: "tenanglah dik Mlenuk, kita harus memikirkan masalah ini dengan kepala dingin"

Mlenuk: "tapi bagaimana caranya kang?"

Kasdut: "dikompres es batu!"

Mlenuk: ????@#/&%#@???

NUhammadiyah

Gembul pernah bertanya pada Kasdut : "lek, panjenengan ini Muhammadiyah. sedangkan dhe Senthun itu NU. posisinya jelas. lha kalo seperti aku gini, yang "NUhammadiyah" ini bagaimana?"

Kasdut njawab : "apapun, Tuhan Maha Tahu".

Wuwur, Tutur, Sembur

"orang tua akan berusaha untuk memberi wuwur kepada anaknya, menafkahi. jika tidak mampu, mereka akan memberi tutur, nasihat, kisah. jika itupun tidak bisa, mereka akan memberi sembur, memohon doa untuk kebahagiaan anak dan keluarganya", kata Senthun, kepada Kasdut yang sedang membaca berita pernikahan anak seorang pejabat, dari koran bekas bungkus nasi kucing

Stop [Bilang] Kriminalisasi!

"sudah, hentikan bilang politisasi atau kriminalisasi, ajukan pengunduran diri, hadapi kasus hukum, ikuti prosesnya sampai selesai. kalau memang hasilnya baik, sejarah dan masyarakat yang akan menilai dan mencatat" demikian Senthun menasehati Kasdut di gardu ronda.

untuk diketahui, Kasdut saat ini sedang terjerat banyak kasus, dari dugaan pemalsuan surat ijin tidak ronda, foto narsis dengan mak Jum penjual gorengan, juga kasus kesaksian palsu ketika membela Senthun yang dituduh kentut.

Fanatik

esok-esok Kasdut wes mulai nggosip, jarene: "Senthun kui terkenal fanatik karo barang-barang sing disenengi. contone, ndhekne nek ning warung tuku odol ya muni tuku pepsoden, padahal sing digawa muleh close up. tuku mi ya ngono, kandhane tuku sarimi, nanging sing dicangking mau indomi. malah iki mau ketemu ning dalan kono nuntun motore, jare arep ndandakno hondane, padahal motore kan yamaha"

aku angger meneng ae, karo nglirik gedhang goreng ning piring sing karek siji thok. ameh tak jupuk kok ewoh

Karma

"yang kaualami adalah upah yang kauterima dari apa yang sudah kaulakukan. makanya kalau makan tebu itu ya ampasnya dibuang setelah kauhisap manisnya, jangan kautelan sekalian ampasnya", kata Senthun menasihati Kasdut yang meringis menahan pusing. Gembil dan Gembul dengan cueknya nonton ria jenaka.

Ikhlas

caturan ning warung kopine Senthun

Kasdut takon marang Senthun, "kang, ikhlas iku sing kepiye?"
Senthun mangsuli, "lha ana apa to, kok dingaren takon bab mengkono barang"

Kasdut, "halah, sampeyan ki lho. ditakoni malah balik takon. ora ana papa kang. mung pengen ngerti"
Senthun, "conto gampange ikhlas iku, upamane awakmu ngising trus ora mbok eling-eling apa sing wes mbok tokno iku mau".

Kasdut manthuk-manthuk, terus nyruput kopine.

October 10, 2016

Istri Muda

Senthun sedang menasihati Kasdut tentang persoalan rumah tangga yang sedang dihadapinya

Senthun bilang, "kamu gak usah ngedan. pakai acara mau cari istri muda segala. percayalah, istri muda gak bakal awet"
Kasdut bertanya, "kok bisa, kang?"
Senthun jawab, "ya jelas to. istri muda itu nanti lamalama akan tua juga!"

Kartini[nan]

"wes, cukup mung sanggulan ro kebayanan thok?", jare kang Kasdut marang yu Mlenuk, bojone.

Sayur Rebung

[cerita ini sudah beredar secara viral sejak saya masih kuliah dulu, saya tidak tahu siapa yang pertama kali mempopulerkannya, berikut saya tulis ulang versi saya]
----------------------------

seorang turis dari londo makan di warungnya kang Senthun, di situ ada Kasdut yg sedang makan.

melihat Kasdut, londo itu bertanya, "en itu masakan apa ya, kok kelihatannya enak? boleh saya mencobanya?"

Kasdut menjawab, "ini sayur (re)bung, mister".

londo nya bertanya lagi, "apa itu sayur (re)bung?"

kang Senthun nyaut, "itu anakan pohon bambu, mister. bambu muda"

londonya tersenyum lalu berkata, "masih muda saja sudah enak, apalagi kalau sudah tua ya?"

Kasdut keselek, ngempet ngguyu. dengan perlahan berbisik kepada Senthun, "kang, londone kasih aja sayur gedheg!"

----------------------------

* gedheg: adalah dinding yang terbuat dari bambu

Alibi

"Carane ngene lho, Dhe.  Misale awakmu entuk PR matematika tapi ora iso nggarap,  awakmu gaweo masalah liya ben soal PR matematikamu ma...