January 18, 2021

Penyinyiran


google.com

"Lek Paijan itu kerjaannya cuma dagang nasi kucing tapi kok bisa punya motor bagus, yang bahkan lebih bagus dari punyamu, Kang. Apa dia punya pesugihan, ya?", cerocos Kasdut ketika nongkrong ngopi di warungnya Kang Senthun.

"Kamu itu mbok gak usah ngrasani orang lain. Gak baik, bisa nambah dosa lho.", sahut Kang Senthun.

"Lho, aku ini ngomong ada dasarnya lho, ada alasannya. Sekarang coba pikir, berapa penghasilan per hari yang diterima dari jualan nasi kucing? Gak mashookk blas kalau dia sampai bisa beli motor baru dan bagus, kalau tidak punya pesugihan.", tambah Kasdut sambil ngunyah pisang goreng entah yang ke berapa.

"Boleh-boleh saja kamu punya anggapan seperti itu, asal punya buktinya. Karena kalau tidak punya bukti bisa menyebabkan fitnah. Bisa runyam nanti.", kata Kang Senthun.

"Tak baik menggunjingkan orang lain, apalagi jika diri kita sendiri masih sering lupa dan salah. Contohnya, makan pisang goreng tiga tapi pas bayar bilangnya dua.", lanjut Kang Senthun.

"Wasyem! Nyindir aku ya, Kang?!", tanya Kasdut sambil tersenyum kecut.

"Gak ada maksud menyindirmu, syukurlah kalau kamu merasa.", jawab Kang Senthun.

"Tenang, Kang, Bakal kubayar lunas, tapi tidak sekarang.", sahut Kasdut.

"Bon lagi?", tanya Kang Senthun.

"Hehehehe.", Kasdut hanya terkekeh sambil mengunyah pisang gorengnya.



Mulya lan Rekasa

Pada suatu perbincangan tak penting Senthun ngomong sama Kasdut.
"Wong mulya ki biasane nganggo rekasa dhisik. Kowe rasah kemaki ra gelem rekasa barang dhisik".
Terus Kasdut nyahut, "Lha nek wes rekasa apa terus bakale mulya, Kang?".
"Ya durung mesti", jawab Senthun.
Kasdut kemudian melanjutkan omongannya, "Soale tak delok awake dewe ki ket mbiyen kok ajeg rekasa wae", banjur mringis.

Alibi

"Carane ngene lho, Dhe.  Misale awakmu entuk PR matematika tapi ora iso nggarap,  awakmu gaweo masalah liya ben soal PR matematikamu ma...